Selasa, 13 Maret 2012

Belajar Membuat Foto HDR

Kali ini saya mw berbagi tentang cr merubah foto biasa menjadi foto yang dramatis,. istilah dalam bahasa jawa kuno nya High Dynamic Range (HDR).Saya paling suka sama foto dramatis, setelah saya bertapa sambil browsing, eh ternyata caranya sangat gampang,. lebih gampang dr memakai photoshop, yaitu dengan software Dynamic HDR (bisa download disini). Awalnya saya memakai 3 foto untuk dsatukan menjadi 1 foto HDR, tapi setelah saya bertanya ke temen, gimana cara buat HDR pake software dynamic HDR?? dy bilang ga usah pake 3 foto (sesuai instruksi dr software nya), pake 1 foto aja (pada software tersebut ada tutor untuk menggunakan 3 foto yang sama dengan nilai exposure nya berbeda).

Setelah saya coba menggunakan 1 foto saja, hasil nya seperti ini :
Hotel Bali Beach di Sanur (Bali), klihatan seperti akan terjadi kiamat disana. Caranya mudah sekali, download dl file nya, install. Buka softwarenya, lalu klik File-Create New HDRI. Setelah keluar opsi baru, klik add image, lalu cari file yang akan dijadikan foto HDR, setelah itu klik OK. Anda bisa pilih, Full HDR atau Pseudo HDR (saya pilih Full HDR), klik OK, jika memlih Pseudo HDR, akan langsung di arahkan menuju proses Toning, tapi jika memilih Full HDR maka step selanjutnya adalah klik Image - Tone Map HDR Image. Tone Map adalah tahap dimana akan mengolah foto anda menjadi HDR, pilih lah yang tepat menurut anda (Eye-catching, Ultra Contrast, dll) setelah itu sesuaikan tingkat saturasi, warnanya, ke-dramatisan foto, dll. Anda ingin otak atik lagi, lihatlah di kanan layar trdapat curve2, mainkan kurve tersebut (centang terlebih dahulu). Anda juga bisa sesuaikan dengan mengklik : light tuner, kevin dan atau match color. Klik Process untuk Finishing, dan tunggu hasil nya (akan lebih bagus jika dipermak lagi pada photosop)

Sekian dari saya, SEMOGA BERMANFAAT

Pengalaman Memulai Fotografi

Ini adalah blog pertama saya,. dan yang saya mau tulis di blog pertama saya ini adalah tentang pengalaman saya yang baru belajar fotografi.
Saya  baru menekuni fotografi (bisa digolongkan Nubie bgt), nah maka dari itu saya ingin berbagi tentang fotografi untuk pemula seperti saya (sharing pengalaman, hehee).

Okey saya mulai saja. Hal yang pertama kali saya lakukan sebelum terjun k dunia fotografi, adalah membeli kamera yang cocok untuk saya, baik itu cocok pada "kantong" saya dan cocok untuk pemula. Setelah saya cari-cari (browsing) dan bertanya pada teman yang mengerti tentang kamera, saya memilih Canon 1100D untuk "senjata" saya. Harganya yang pas sesuai kantong saya pada saat itu, skitar 4,9 jeti dan sesuai untuk pemula, karna fitur nya ga ribet. Untuk mencari review atau panduan memilih kamera yang baik untuk anda bisa kunjungi ke sini. Jika kondisi keuangan anda tidak mencukupi untuk membeli kamera baru, anda bisa memilih kamera second/bekas. Hati - hati dalam memilih kamera bekas, (namanya aja bekas, hehe) karna tidak semua yang bekas itu masih bagus. Saran saya, jika membeli kamera bekas, sebaiknya anda membeli dari teman dekat, atau teman dari teman. Biasanya kalau membeli bekas, dilihat dr berapa banyak foto yang sudah pernah kamera itu ciptakan, istilah keren nya Shutter Count (SC). Semakin banyak SC nya, maka kamera itu semakin tua usia nya, dan makin tidak empuk tombol shutter nya.

Setelah kamera terbeli, jangan pergi hunting dulu yaa.. sabar.. baca dulu buku panduan kamera nya. baca dan resapi fungsi-fungsi dari kamera yang anda pegang saat ini. penting bagi seseorang untuk tau bagian2 dan fungsi2 dari kamera itu sendiri, karena nanti pada saat hunting kita sudah tau setingan yang bagaimana seharusnya anda ambil untuk memotret suatu objek. Anda harus, wajib, kudu, mesti tau tentang ISO, Aperture, Shutter Speed, Exposure dan lain nya.

Kamera sudah saya pegang, dan fungsi bagian kamera udah tau, saat nya hunting (aseeek). Nah dsini saya mengalami sedikit masalah, karena saya pemalu, pada saat hunting saya hanya diam d satu titik saja, clengak clenguk ga jelas dan jeprat jepret ga jelas alhasil ga dapet apa2. Lalu rekan saya bilang, "ngapain diem aja, mending jalan-jalan liat dskitar". Akhirnya saya berfikir, "betul juga ya". lalu saya mengayunkan langkah, dan mengetes kamera saya, setingan saya saat itu pada mode AV (Aperture Value) dan membuat foto seperti ini :
Dari foto di atas, titik fokus nya berbeda, yang pertama pada daun, dan yang ke dua pada gedung (klo jelek, mohon maaf namanya juga masi belajar,hehe). Malu adalah hal biasa saat memulai memotret (kecuali ga punya kemaluan,hihihi), jadi kesampingkan rasa malu anda. Mulailah menjepret, jangan hanya sekali jepret pada satu objek, karena mungkin jepretan pertama atau kedua hasilnya jelek.